smile in d' nite skies

smile in d' nite skies

Jumat, 01 Oktober 2010

teori pembelajaran

Teori-Teori pembelajaran, antara lain:
 
Pandangan Psikologi Daya (Wolf, Tetens dan Kant)

a. Psikologi Daya menganalogikan jiwa dan jasmani


b. Psikologi Daya Berpandangan bahwa inti belajar terletak pada ulangan


c. Daya-daya jiwa jasmanimenurut psikologi daya haruslah sama halnya seperti daya-daya jasmani, yakni untuk memperkuat daya-daya harus melatihnya pula dengan cara mengerjakan sesuatu berulang-ulang.
Pandangan Psikologi Tanggapan (John Reidrich Herbert-Jerman)
  •  Herbert berpendapat bahwa isi yang sederhana/terkecil jiwa adalah tanggapan (verstellung), jadi jiwa berisi tanggapan-tanggapan.
  • Kekuatan tanggapan itu dapat diperhitungkan secara ilmu pasti dan tergantung pada dua hal, yaitu:
1) jelas atau tidaknya pada waktu pertama kali oleh manusia, jadi makin jelas makin besar kekuatannya, dan sebaliknya.
2) Frekuensinya (sering tidaknya) tanggapan tersebut masuk ke dalam alam kesadaran, berarti semakin sering makin bertambah kekuatannya dan sebaliknya.
  • Ada beberapa prinsip dalam teori tanggapan, yaitu:
1) menganalisa hidup jiwa sebagaimana matematik
2) mencari unsur kecil seperti dilakukan dalam matematika dimana terdapat atom.
3) unsur terkecil di dalam jiwa adalah tanggapan
4) jiwa terdiri dari kumpulan tanggapan yang tidak selalu disadari oleh seseorang
5) tanggapan yang tidak disadari tidak hilang akan tetapi tersimpan dalam ketidaksadaran dan bisa dimunculkan kembali ke alam sadar.
6) tanggapan yang paling kuat berpengaruh ke tingkah laku, hal ini tergantung pada:
a) jelas tidaknya tanggapan
b) sering tidaknya tanggapan berada dalam kesadaran.


d. Aplikasi konsep ini dalam pembelajaran:
1) menyampaikan tanggapan sejelas mungkin agar dapat berperan dalam tingkah laku siswa.
2) Memasukkan tanggapan sesering mungkin dan berulang-ulang ke dalam kesadaran, caranya:
a) Cara pertama dapat dilakukan dengan menganalisa hal yang akan diajarkan menjadi unsur yang sederhana, dan ini deberikan sedikit demi sedikit kepada si terdidik, sebab yang sederhana itu jelas dan mudah.
b) Cara kedua dilakukan dengan mengulang-ulang sesering mungkin memasukkan tanggapan ke dalam kesadaran. Dari uraian tersebut dapat diketahui pentingnya ulangan seperti yang dikemukakan Psikologi daya.
Psikologi Naturalisme (Jean Jaques Rousseau) :
a. Teori ini menyatakan bahwa setiap anak lahir mempunyai potensi atau kekuatan yang harus dikembangkan.
b. Terlalu banyak diatur dan diberi, biarkan mereka mencari dan menemukan sendiri, sebab anak dapat berkembang sendiri

Psikologi Asosiasi (Edward L. Torndike)
a. teori ini menyatakan bahwa yang menjadi darar belajarnialah asosiasi antara kesan panca indra dengan dorongan untuk bertindak.
b. Asosiasi disebutnya connecting atau bond, karena prinsipnya yang demikian maka teori ini disebut connectionism atau bond psychology.
c. Torndike berpendapat bahwa proses belajar ditentukan oleh hukum belajar, yakni:

1) Hukum Kesiapan (Law of Readiness)

Hukum kesiapan untuk melakukan tindakan sebagai dasar dari belajar, tanpa adanya kesiapan akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajarn individu.

2) Hukum Latihan (Law of Exercise)

Belajar memerlukan banyak latihan atau ulangan-ulangan. Suatu kecakapan akan dikuasai apabila seseorang banyak berlatih. Hukum ini mengandung dua pengertian, yaitu
a) Law of Use, yaitu latihan atau penggunaannya akan memperkuat hubngan.
b) Law of Disucse, yakni apabila tidak pernah latihan, makin lama hubungan stimulus dan respon makin lemah.

3) Hukum Kepuasan (Law of effect)

Hukum ini menyebutkan bahwa reaksi terhadap situasi atau kepuasan akan kepuasan (berhasil) memperkuat hubungan antara stimulus dan respon, sedangkan yang mengecewakan tidak berhasil memperlemah hubungan antara stimulus dan respon.

Psikologi Conditioning (Petrovich Pavlov)

a. Teori ini disebut teori conditioning, karena menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena proses persyaratan.
b. Perbuatan belajar adalah perbuatan berwujud rentetan respon atau gerak reflek yang sifatnya mekanistis.
Psikologi Gestalt ( Kohler, Kurt, Koffka, Kurt Lewin)
  •  Psikologi gestalt menekankan keseluruhan dan keterpaduan, belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian.
  •  Dalam penga,atan itu terdapat satu hukum pragnans dan empat hukum tambahan yang tunduk pada hukum pokok.
  • Hukum ini menyebutkan bahwa segala kejadian berarah ke keadaan pragnans, yaitu suatu keadaan yang seimbang, suatu gestalt yang baik, yang mencakup sifat-sifat keteraturan, kesederhanaan, kestabilan, dsb. Empat hukum tambahan tersebut adalah:

1) hukum keterdelatan, menyebutkan bahwa yang terdekat merupakan gestalt.
2) Hukum ketertutupan, menyebutkan bahwa yang tertutup merupakan gestalt
3) Hukum kesamaan, menyebutkan bahwa yang sama merupakan gestalt
4) Hukum kontinuitas menyebutkan bahwa yang kontinu merupakan gestalt

Teori gestalt berpendapat bahwa dalam proses belajar yang terpenting bukanlah ulangan, akan tetapi pengertian (insight).
  • Pola pembelajarannya sebagai berikut:
1) Beajar merupakan kegiatan baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan
2) Kegiatan itu berupa pemecahan masalah dengan terlebih dahulu melihat keseluruhan masalahnya untuk kemudian memahami hubungan antara keseluruhan dengan bagian-bagian
3) Jika telah diperoleh pemecahan masalah yang berupa pemahaman, maka hal ini diulang, agar pemahamannya lebih mendalam.
4) Hasil belajar tersebut tidak terbatas, pada situasi dimana hasil itu diperoleh, tetapi tidak dipergunakan dalam situasi-situasi lain (dapat ditransfer).


e. Ciri-ciri belajar menurut teori ini adalah:
1) lebih mementingkan keseluruhan daripada agian-bagian
2) prosesnya bersifat dinamis, artinya orang yang belajar berperan aktif di dalamnya (berusaha menyelidiki dan menemukan)
3) suatu yang penting adalah memperoleh pemahaman, ulangan tidak berperan pokok, ia diperlukan agar pemahaman semakin mendalam.
4) Hasil belajar lehih banyak ditentukan faktor-faktor intern orang belajar daripada faktor ekstern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar