ALL ABOUT AMPHIBI
Amphibi merupakan hewan dengan
kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu
hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu
Amphi yang berarti dua dan Bios
yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang
mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya,
amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua
adalah di daratan. ( Zug, 1993). Saat dewasa hewan amphibi masih
memerlukan tempat yang terdapat air atau lembab untuk hidup. Amphibi
selalu hidup berasosiasi dengan air, tetapi hewan ini menghuni habitat
yang cukup beragam mulai dari yang hidup di bawah permukaan air sampai
yang hidup di puncak pepohonan. Kebanyakkan hewan ini hidup di kawasan
berhutan, karena memerlukan kelembaban untuk melindungi tubuhnya dari
kekeringan. Semua amphibi adalah karnivora,makanannya terutama terdiri
dari arthopoda, cacing dan larva serangga untuk jenis kecil, untuk yang
lebih besar dapat memakan binatang yang lebih kecil seperti ikan kecil,
udang, katak kecil, bahkan kadal kecil ataupun ular kecil. Amfibi
tidak memiliki alat fisik untuk mempertahankan diri seperti taring dan
cakar, sebagian besar untuk jenis katak mengandalkan kaki belakangnya
untuk melompat dan menghindari bahaya, alat pertahanan lain yang cukup
efektif adalah kulitnya yang beracun.
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Kingdom :Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
SuperClass : Tetrapoda
Class : Amphibia
Ordo : Anura, Caudata (Urodela), Gymnophiona, Proanura (sudah punah).
A. Ordo Anura
Subordo : Archaeobatrachia
- Familia Discoglossidae , Familia Ascaphidae, Familia Leiopelmatidae
Subordo : Mesobatrachia
- Familia Pipidae, Familia Rhinophrynidae, Familia Pelobatidae, Familia Pelodytidae
Subordo : Neobatrachia, Familia Bufonidae, Familia Microhylidae, Familia Ranidae, Familia Pelobatidae (Megophrydae) , Familia Rhacophoridae, Familia Dendrobatidae, Familia Hylidae, Familia Pelodryadidae, Familia Myobatrachidae, Familia Sooglossidae, Familia Psedidae
Ordo anura atau katak mudah dikenali
dari tubuhnya yang seperti sedang berjongkok, leher tidak jelas. Tubuh
katak tersususn dari tiga bagian (1) kepala (2) badan (3) anggota
gerak,kepalanya pipih lebar begitu juga dengan mulutnya memiliki lidah
yang panjang dan lengket yang berfungsi untuk menangkap mangsa ,
pangkal lidah terdapat di depan dan ujung lidah di belakang mulut.
Giginya terdapat pada langit-langit mulut yang disebut gigi vormer,
matanya yang besar menonjol di sisi kepala, terdapat du kelopak yaitu
atas dan bawah tetapi sulit digerakkan, sebagai gantinya katak memiliki
selaput bening tipis yang disebut selaput niktitans ,
pada ujung depan atas mulut erdapat lubang hidung yang dapat menutup
saat menyelam di air. Di bagian sisi belakang mata terdapat selaput
gendang telinga yang disebut membran tympani. Badan
katak juga lebar memiliki dua pasang anggota gerak (kaki) , bagian
depan lebih kecil dan pendek dari kaki bagian belakang. Jari kaki
depan ada empat sedangkan jari kaki belakang ada lima, untuk memudahkan
berenang pada bagian diantara jari-jarinya terdapat slaput renang.
Kulit katak selalu di basahi oleh kelenjar kulit yang menghasilkan
lendir. Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu: Ascaphidae, Leiopelmatidae, Bombinatoridae, Discoglossidae, Pipidae, Rhinophrynidae,Megophryidae, Pelodytidae, Pelobatidae, Allophrynidae, Bufonidae, Branchycephalidae,Centrolenidae, Heleophrynidae, Hylidae, Leptodactylidae, Myobatrachidae, Pseudidae, Rhinodermatidae, Sooglossidae, Arthroleptidae, Dendrobatidae, Hemisotidae, Hyperoliidae, Microhylidae, Ranidae, Rachoporidae,(
Pough et. al.,1998). Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu
Bufonidae, Megophryidae, Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae.
Gambar 1 (Bufo melanostictus)
Tulang rangka ordo Anura :
Anatomi ordo Anura :
Morfologi berudu ordo Anura :
B. Ordo Caudata
Subordo : Cryptobranchoidea
- Familia Cryptobranchidae, Familia Hynobiidae
Subordo : Salamandroidea
- Familia Salamandridae, Familia Proteidae, Familia Ambystomatidae, Familia Amphiumidae, Familia Dicamtodontidae, Familia Plethodontidae
Subordo : Meantes
- Familia Sirenidae
Caudata disebut juga urodela. Ordo ini
mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor
serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara kepala,
leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya
bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil
dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi. Fase larva hampir
mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan
tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah
Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa. Urodella mempunyai 3 sub
ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan Salamandroidea. Sub ordo
Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo
Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan
Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu
Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae,
Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan Salamandridae. ( Pough et. al.,
1998)
Salamander memiliki tubuh yang memanjang
dan memiliki ekor. Sebagian besar Salamander memiliki empat kaki,
meskipun tungkai pada beberapa spesies akuatik jelas sekali mereduksi.
Ada 2 kecenderungan yang cukup menonjol dalam proses evolusi Salamander
yaitu hilangnya (mereduksi) paru-paru serta adanya paedomorphosis
(adanya karakteristik larva pada Salamander dewasa) (Pough et al.,
1998). Sangat mengherankan jika suatu hewan terestrial dapat bertahan
hidup tanpa adanya paru-paru akan tetapi pada family terbesar
Salamander yaitu Plethodontidae memiliki karakteristik tidak
adanya paru-paru. Tidak adanya paru-paru mungkin terjadi pada
Salamander karena kulit Salamander memungkinkan terjadinya pertukaran
gas. Beberapa penjelasan telah disusun untuk menunjukkan keuntungan
dari hilangnya paru-paru pada Plethodontidae, hipotesis yang paling
mudah diterima berkaitan dengan evolusi hilangnya paru-paru adalah
spesialisasi dari apparatus hyoideus yang terdapat di dalam tenggorokan
sebagai suatu mekanisme dalam menjulurkan lidah untuk menangkap mangsa.
Kartilago hyoideus merupakan bagian dari alat bantu pernapasan pada
Salamander yang memiliki paru-paru. Jadi pada Plethodontidae, apparatus
hyoideus yang seharusnya berperan sebagai alat bantu pernapasan jika
dia memiliki paru-paru mengalami modifikasi menjadi mekanisme
penjuluran lidah untuk menangkap mangsa dikarenakan paru-paru
mereduksi. Anggota dari Pletodhontidae yang mampu menjulurkan
lidah lebih jauh daripada panjang kepala dan tubuh dikelompokkan dalam
Bolitoglossine (Pough et al., 1998). Paedomorphosis adalah salah satu
contoh dari fenomena evolusi yang disebut dengan heterochrony.
Herterochorny terkait dengan perubahan waktu dan tingkat dari proses
perkembangan (terutama dalam masa embryonik) yang merubah bentuk tubuh
hewan dewasanya. Hewan dewasa yang paedomorphic biasanya memiliki
habitat aquatic dan memiliki karakteristik larva seperti adanya insang
luar, hilangnya kelopak mata serta perubahan pola gigi dewasanya.
Paedomorphosis merupakan karakteristik pada beberapa Salamander aquatic
seperti Proteidae. Pada family lain, seperti Ambystomatidae,
beberapa spesies paedomorphic tetap bermetamorfosis menjadi Salamander
dewasa yang terrestrial (Pough et al., 1998). Cau data atau Urodela
mempunya anggota sekitar 350 spesies, tersebar terbatas di belahan bumi
utara; Amerika Utara, Amerika Tengah, Asia Tengah (Cina, Jepang) dan
Eropa. Bentuk tubuh setiap anggota Salamander sangat berbeda, sehingga
mudah untuk mengidentifikasi. Kebanyakan family-family dari urodela
terdapat di amerika dan tidak terdapat di Indonesia. Sebagian besar
masa hidupnya di darat. Pembuahan ada yang eksternal dan ada yang
internal. Reproduksinya ovipar dan ovovivipar. Ciri yang lainnya yaitu
tidak memiliki tympanum, mempunyai insang atau tanpa insang dan mata
kecil atau mereduksi (Pough et al., 1998).
Salamander merupakan kelompok Amphibia yang berekor. Semua anggota dari family ini memiliki ekor yang panjang, tubuh silinder yang memanjang serta kepala yang berbeda. Sebagian besar memiliki tungkai yang berkembang dengan baik, biasanya pendek tergantung pada ukuran tubuh. Tengkoraknya mereduksi dikarenakan adanya beberapa bagian yang menghilang. Sebagian besar anggotanya memiliki fertilisasi internal meski tak satu pun anggota dari family ini yang memiliki organ kopulasi. Fertilisasi internal terjadi ketika jantan mendepositkan spermatopora yang kemudian akan diterima oleh betina melalui bibir kloakanya (Zug, 1993).
Salamander merupakan kelompok Amphibia yang berekor. Semua anggota dari family ini memiliki ekor yang panjang, tubuh silinder yang memanjang serta kepala yang berbeda. Sebagian besar memiliki tungkai yang berkembang dengan baik, biasanya pendek tergantung pada ukuran tubuh. Tengkoraknya mereduksi dikarenakan adanya beberapa bagian yang menghilang. Sebagian besar anggotanya memiliki fertilisasi internal meski tak satu pun anggota dari family ini yang memiliki organ kopulasi. Fertilisasi internal terjadi ketika jantan mendepositkan spermatopora yang kemudian akan diterima oleh betina melalui bibir kloakanya (Zug, 1993).
Morfologi ordo Urodela :
Tulang Rangka ordo urodela :
Anatomi dalam ordo urodela :
C. Ordo Gymnophiona
- Familia Ichthyopidae , Familia Caecilidae, Familia Rhinatrematidae, Familia Scoleocomorphidae, Familia Uracotyphlidae, Familia Typhlonectidae
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri
umumnya adalah tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh
menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor
mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi,
tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi
sebagai fotoreseptor. Di bagian anterior terdapat tentakel yang
fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk
dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas
dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya
ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada
Caecilia terjadi secara internal. ( Webb et.al, 1981). Ordo Caecilia
mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae,
Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili Caecilidae
mempunyai 3 subfamili yaitu Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae.
( Webb et.al, 1981). Famili yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae.
Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya
pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva
berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang
segera hilang walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum
metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.
Anatomi tulang kepala ordo Gymnophiona :
D. Ordo Proanura
Anggota-anggota ordo ini tidak dapat
diketemukan atau dapat dikatakan telah punah. Anggota-anggota ordo ini
hidupnya di habitat akuatik sebagai larva dan hanya sedikit saja yang
menunjukkan perkembangan ke arah dewasa. Ciri-ciri umumnya adalah mata
kecil, tungkai depan kecil, tanpa tungkai belakang, kedua rahang
dilapisi bahan tanduk, mempunyai 3 pasang insang luar dan paru-paru
mengalami sedikit perkembangan. Amphibi ini tidak menunjukkan adanya
dua bentuk dalam daur hidupnya. (Duellman and Trueb, 1986).Proanura ( telah punah )(Zug, 1993; Iskandar & Colijn, 2000 ; Eprilurahman, 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar